Sabtu, 09 Februari 2019

Mekanisme reaksi subsitusi nukleofilik sn1


Mekanisme Reaksi Subsitusi Nukleofilik SN1
Reaksi subsitusi nukleofilik SN1 adalah suatu proses reaksi yang melalui dua tahap. Dimana pada tahap pertama terjadi ikatan antara karbon dan pemutusan gugus bebas atau substrak mulai terurai. Elektron- elektron ikatan terlepas bersamaan dengan gugus bebas, sehingga terbentuklah ion karbonium. ion karbonium bergabung dengan nukleofil dan terbentuk hasil, yang terjadi pada tahapan kedua yang merupakan tahapan yang cepat. Contoh reaksi subsitusi nukleofilik SN1 adalah hidrolisa tersier butil bromida. Tersier butil halida dan alkil halida tersier lainnya.

         CH3                                                                               CH3
                        |                                                                        |                                     

CH3 – C – Br  +  CH3CH2OH                   CH3 – C – O – CH2  - CH3 + HBr
            |                                                                                  |
          
         CH3                                                                               CH3
t- butil bromida       etanol                              etil –t- butil rter

         CH3                                                     CH3

           |                                                   |
CH3 – C – Br  +  H2O                    CH3 – C – OH  +  HBr
           |                                                            |
         CH3                                                      CH3
              t-butil bromida                              t- butil alkohol

Mekanisme reaksi SN1 hanya terjadi pada alkil halida tersier. Nukleofil yang dapat menyerang adalah nukleofil basa yang sangat lemah seperti H2O, CH3CH2OH. Laju reaksi pada mekanisme reaksi SN1 hanya tergantung dari konsentrasi substrat dan tidak tergantung pada konsentrasi nukleofil yang disebut reaksi subsitusi nukleofilik unimolekuler. 

Mekanisme reaksi SN1 anatara nuklofil A dan nukleofil B memiliki 3 tahapan yaitu :
1. Pembentukan sebuah karbokation dari A dengan pemisahan gugus pergi dari karbon, tahap ini berjalan lambat.

2. Serangan nukleofilik B bereaksi dengan A. Jika nukleofil tersebut adalah molekul netral (contoh: pelarut), maka diperlukan tahap ketiga untuk menyelesaikan reaksi ini.


3. Deprotonasi: penyingkiran proton pada nukleofil yang terprotonasi oleh ion ataupun molekul di sekitar.


Laju reaksi SN1 mengikuti kinetika reaksi orde kedua, karena tahap penentu laju reaksi bergantung pada konsentrasi nukleofil, [Nu-] serta konsentrasi substrat, [RX].
            r = k [RX][Nu]
hal ini merupakan perbedaan utama antar mekanisme reaksi SN1 dan SN2. Dalam reaksi SN1 penyeragan nukleofil setelah tahap penentu laju reaksi selesai, sementara dalam SN2 nukleofil memaksa gugus pergi untuk lepas dalam tahap penentu laju.


Ciri – ciri suatu reaksi yang berjalan melalui mekanisme SN1 adalah:
  • Tahap penentu kecepatan reaksi adalah tahap pertama dimana nukleofil tidak terlibat. Kecepatan reaksinya tidak tergantung pada konsentrasi nukleofil. 
  •  jika karbon pembawa gugus pergi bersifat kiral, reaksi menyebabkan hilangnya aktivias optik karena terjadi rasemik.
Permasalahan :
  1.  Kenapa Laju reaksi pada mekanisme reaksi SN1 hanya tergantung dari konsentrasi substrat dan tidak tergantung pada konsentrasi nukleofil yang disebut reaksi subsitusi nukleofilik unimolekuler ? 
  2.   Kenapa pada mekanisme reaksi SN1 terjadi tahapan reaksi lambat dan tahapan reaksi yang cepat ? 
  3.  Bagaiman pengaruh pelarut, suhu dan konsentrasi nukleofil terhadap laju mekanisme reaksi SN1

6 komentar:

  1. hai hana, perkenalkan nama saya ruslan rabani, nim A1C117028
    karena pada mekanisme reaksi substitusi SN1 dimana substrat akan terurai menjadi ion karbokation dan setelah hal ini terjadi leaving grup atau gugus lepas akan terputus, setelah itu nukleofil akan menyerang elektrofil dengan mendapatkan dua jalur serangan untuk membentuk produk pada akhirnya

    BalasHapus
  2. hai hana saya konfirmasi lagi itu jawaban no 1 yg diatas

    BalasHapus
  3. saya Riska dengan NIM (A1C117076) akan membantu menjawab permasalhan nomor 2. Menurut saya Karena reaksi SN1 adalah reaksi ion. mekanismenya yang terjadi pada molekul pelarut, molekul RX, dan ion-ion yang terbentuk. Kemudian reaksi SN1 ini menggunakan suatu alkil halida tersier yang berarti Reaksi bertahap (stepwise reaction).

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Halo, Hana. Saya Salsa Billa Aprianti (A1C117052) akan membantu menjawab pertanyaan nomor 3.

    Untuk pelarut, pelarut yang dikatakan baik yang mampu mempercepat laju reaksi (karena amat berpengaruh pada kasus mekanisme sn1). Dalam beberapa literatur, kriteria ini menjurus pada kepolaran, polar mengandung muatan yang mampu menjalin kontak dengan muatan yang berada pada nukleofil. Polar itu sendiri pun mampu membantu distribusi elektron.

    Konsentrasi tidak berpengaruh terhadap laju atau kecepatan karena pada saat daur atau tahap awal SN1 yang merupakan penentu nukleofil tidak terlibat.

    Sedangkan untuk suhu di sini, setelah membaca beberapa referensi, suhu tidak mendapat tempat dalam mekanisme SN1. Tapi, suhu dengan laju reaksi amat berpengaruh. Suhu berbanding lurus dengan laju reaksi.

    BalasHapus

mekanisme reaksi bersaing SN2 dan E2

Mekanisme Reaksi Bersaing S n 2 dan E2 Hallo semuanya, sebelumnya kita telah membahas mengenai mekanisme reaksi bersaing S N 1 dan E...